DI
S
U
S
U
N
S
U
S
U
N
OLEH: YASIRLI (411206668)
DOSEN
PEMBIMBING: RAFENDI, S.Ag, M.Pd
JURUSAN
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2012
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1. Latar
Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Ruang Lingkup dan Unsur-Unsur Komunikasi
2
B. Komunikasi
Dalam Pendidikan
3
C. Prinsip-Prinsip
Komunikasi Pendidikan
3
D. Prinsip
Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak
7
BAB III
PENUTUP
12
Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13
i
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Orang yang masih hidup tidak mungkin
akan lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti semua perilaku adalah
komunikasi. Komunikasi terjadi dalam hampir setiap kegiatan manusia. Untuk
lebih tegas dapat dikatakan bahwa banyak kegiatan manusia yang hanya bisa
terjadi dengan bantuan komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian atau
penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak
langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal.
Komunikasi dalam pendidikan
merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya, bahkan ia sangat besar
peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang
sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi
oleh faktor komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan.
Didalam
pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan melalui sekolah), tampak jelas adanya
peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses belajar mengajarnya sebagian
besar terjadi karena proses komunikasi, baik komunikasi yang berlangsung secara
intra persona maupun secara antar persona.
Oleh karena
itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi, dan mengetahui
prinsip-prisip komunikasi baik didalam pendidikan maupu dimasyarakat.
Akhirnya, semoga
pembahasan kami berikut ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang
Lingkup dan Unsur-Unsur Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita
menemukan peristiwa komunikasi di mana-mana. Seorang anak misalnya diminta menyalakan
lampu dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol dengan balon lampu
juga adalah peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa
komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya
sehingga manusia bias bernafas, berdiri tegak dan lain sebagainya. Persoalannya
apakah peristiwa di atas yang kita maksud dalam studi komunikasi di sini bukan
komunikasi listrik atau bukan komunikasi anatomi tubuh, melainkan komunikasi
insane ( human communication ) atau biasa di sebut komunikasi antar manusia.
Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang satu dengan manusia
lainnya yang menjadi kajian ilmu social atau ilmu kemasyarakatan.
Dalam ruang lingkup yang lebih
terinci, komunikasi menggambarkan bagimana seorang menyampaikan suatu lewat
bahasa atau simbol–simbol tertentu kepada orang lain. Bagaimana seorang
politikus berkampanye di depan massa sehingga mampu menarik pendukung.
Bagaimana seorang bintang film, pengarang , ilmuwan merebut penggemar karena
kemampuannya menggunakan media komunikasi seperti surat kabar, radio, televise,
dan film. Jelasnya, semua contoh-contoh seperti di atas adalah peristiwa
komunikasi antar manusia. Di mana manusia sebagai pelaku utamanya, baik
berlangsung secara tatap muka maupun melalui media. Karena itu disebut
komunikasi insane ( human communication ) atau lebih popular dengan nama
komunikasi antar manusia.
Seorang
mahasiswa misalnya duduk sendirian membaca buku atau mendengar siaran radio
dalam kamar akan menimbulkan pertanyaan, apakah peristiwa seperti ini dapat
digololongkan sebagai komunikasi antar manusia. Jawabnya tentu saja “ya“, sebab
si mahasiswa mengikuti pesan-pesan yang di buat oleh manusia dan ditujukan
kepada manusia lewat buku dan radio, meski tanpa ditemani oleh orang lain.
B. Komunikasi
Dalam Pendidikan
Berbicara tentang pendidikan, kita
tidak bisa melepaskan diri dari kualitas pendidikan. Ketika berbicara masalah
kualitas pendidikan maka inilah masalah terbesar dalam dunia pendidikan kita.
Seperti yang kita ketahui bersama, metode pendidikan mengalami beberapa
perubahan. Bahkan ada anggapan bahwa jika Menteri Pendidikan berganti maka
metode pendidikannya juga berubah.
Pada dasarnya
dunia pendidikan adalah dunia yang terbuka dalam arti membutuhkan bantuan dari
berbagai disiplin ilmu, tidak terkecuali ilmu komunikasi. Dengan demikian
diharapkan kontribusi disiplin ilmu lain dapat meningkatkan kualitas
pendidikan. Karena masalah kualitas merupakan masalah krusial yang ada dalam
dunia pendidikan di negeri kita, maka bantuan disiplin ilmu komunikasi
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan kita.
Pendidikan pada hakikatnya memiliki
tujuan untuk mengembangkan potensi-potensi individu secara optimal.
Pengembangan potensi-potensi itu pada umumnya bersifat normative dalam arti
mengacu apada norma-norma kedewasaan sehingga dalam pendidikan dikenal dengan
apa yang dianggap baik dan buruk, apa yang diyakini benar dan salah, apa yang
dipandang sebagai membangun dan merusak. Pengembangan potensi itu merujuk pada
potensi alamiah yang unggul termasuk di sini adalah kecerdasan intelegensia,
bakat, kreativitas dan kecenderungan alamiah untuk mengembangkan diri sebagai
individu serta tumbuh bersama manusia lainnya.
C. Prinsip-prinsip
Komunikasi Pendidikan
Orang yang masih hidup tidak mungkin
akan lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti semua perilaku adalah
komunikasi, komunikasi ada dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan
dimasjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala aspek kehidupan kita (Jalaluddin
Rakhmat, 1985). Artinya, hamper seluruh kegiatan manusia, dimanapun adanya,
selalu tersentuh oleh komunikasi.
Bidang pendidikan misalnya, tidak
bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan
melalui komunikasi (Jourdan, 1984:74), dengan kata lain, tidak ada perilaku
pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik
manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau member
kuliyah tanpa berbicara. Semuanya membutuhkan komunikasi.
Disamping itu,
komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam
menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena
banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.
Terdapat 12
prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi
dan hakekat komunikasi yaitu :
1 : Komunikasi
adalah suatu proses simbolik
Komunikasi
adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik,
tetapi terus berkelanjutan.
2 : Setiap
perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang
tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan
sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat
dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal)
seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
3 : Komunikasi
punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan
komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa
memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan
proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan
mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
4 : Komunikasi
itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan
komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat
kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan
(apa saja yang akan dikatakan atau apa saja
yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi
yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap
tujuannya tercapai)
5 : Komunikasi
terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan
komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun
non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung,
kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
6 : Komunikasi
melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat
dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku
di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak
penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang
tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang
menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
7 : Komunikasi
itu bersifat sistemik
Dalam diri
setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang
berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal
seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi
mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8 : Semakin
mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang
melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka
ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling
dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol
yang saling dipertukarkan.
9 : Komunikasi
bersifat nonsekuensial
Proses
komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan
respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima
dan dimengerti.
10 : Komunikasi
bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi
dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu
dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi
diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11 : komunikasi
bersifat irreversible
Setiap orang
yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak
dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka
efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
12 : Komunikasi
bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti
bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah.
D. Prinsip Komunikasi
Efektif dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak
1). Guru
memberikan kebebasan anak untuk berkreasi, anak terpacu untuk membuat karya
unik
2). Guru
menerima berbagai jawaban anak terhadap pertanyaan tertentu, anak belajar
berpikir luas
3). Guru
menerangkan materi dengan sudut pandang yang unik, anak terpacu rasa ingin tahu
4). Guru
memberikan penjelasan awal secara jelas sebelum anak memulai pekerjaannya, anak
mendapat pengetahuan awal secara efektif.
5). Guru
menggunakan alat peraga, anak mempunyai modal pengetahuan awal yang lebih
terbayang
6). Guru
menerangkan dengan eksperimen, anak terpacu rasa ingin tahunya dan belajar
mengamati terjadinya suatu fenomena
7). Guru
memberikan ulasan dan kesimpulan terhadap apa yang dikerjakan anak, anak
memahami maksud pekerjaan dan berpikir secara utuh
8). Guru
mengaitkan isi cerita dengan fenomena yang pernah dilihat anak, anak belajar
berpikir mengaitkan satu hal dengan hal lain.
9). Guru
memberikan kesempatan anak untuk bercerita, anak belajar mengungkapkan gagasan
secara lebih terstruktur
10). Guru
membimbing anak tampil didepan forum, anak belajar berani berkreasi didepan
orang banyak
11). Guru melakukan
pendampingan secara pribadi kepada anak, anak memiliki keamanan psikologis
untuk berkreasi
12). Guru
melayani pertanyaan-pertanyaan anak, anak nyaman untuk berpendapat dan
terpuaskan rasa ingin tahunya
13). Guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba lagi, anak belajar
menyelesaikan pekerjaan dengan berbagai inovasi baru
14). Guru
menjalin kedekatan, anak memiliki rasa aman secara psikologis untuk berkreasi
15). Guru
melibatkan anak secara efektif dalam belajar, anak merasa ikut memiliki dan
tumbuh minat belajarnya
16). Guru
melibatkan diri dalam kegiatan anak, anak lebih bersemangat dalam berkreasi
17). Guru
menciptakan suasana menyenangkan, anak menyenagi materi dan memiliki kepuasan
pribadi dalam berkreasi
18). Guru
menciptakan suasana bersemangat dalam belajar, anak lebih bermotivasi.
Seperti fungsi
dan definisi komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi juga diuraikan dengan
berbagai cara oleh para pakar komunikasi. Mereka ada kalanya menggunakan
istilah-istilah lain untuk merujuk pada prinsip-prinsip komunikasi ini.
Misalnya, William B. Gudykunst dan Young Yun Kim menyebutkan asumsi-asumsi
komunikasi. Prinsip-prinsip komunikasi tersebut pada dasarnya merupakan
penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi.
PRISIP 1
Komunikasi
Adalah Proses Simbolik
Salah satu
kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Lenger, adalah kebutuhan
simbolisasi atau penggunaan lambing. Manusia memang satu-satunya hewan yang
menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk yang
lainnya. Ernst Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk
lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau
symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang lainnya,
berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
PRINSIP 2
Setiap Perilaku
Mempunyai Potensi Komunikasi
Kita tidak
dapat berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti bahwa semua
perilaku adalah komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang
memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.
Cobalah Anda
minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit baginya untuk berbuat
demikian, karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Kalau kita
tersemyum, ia ditefsirkan bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan ngambek.
Bahkan ketika kita berdiam diri selalipun, kita mengundurkan diri dari
komunikasi dan lalu menyadari, seberapa kita berkomunikasi banyak pesan.
PRINSIP 3
Komunikasi
Punya Isi dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi
disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara non verbal.
Dimensi isi menunjukkan muatan isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan.
Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga
mengisaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana
seharusnya pesan itu ditafsirkan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk
pada isi pesan,
sedangaka
dimensi hubungan merujuk kepada insur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran
yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.
PRINSIP 4
Komunikasi
Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan
Komunikasi
dilakukan dalam berbagai tingkat kesenjangan, dari komunikasi yang tidak
disengaja sama sekali hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan dan
disadari. Kesenjangan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun
kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku
kita potensial ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang
lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Membatasi
komunikasi sebagai proses yang disengaja adalah menganggap komunikasi sebagai
instrumen.
PRINSIP 5
Komunikasi
Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
Makna pesan
juga tergantung pada konteks fisik dan ruang sosial, dan psikologis. Waktu juga
mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Kehadiran orang lain, sebagai konteks
sosial juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Suasana
psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi juga suasana komunikasi.
PRINSIP 6
Komunikasi
Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika
orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka.
Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan tatakrama. Artinya,
orang-orang memilih strategi tertentu berdasrkan bagaimana orang yang menerima
pesan akan merespon. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung
cepat.
PRINSIP 7
Komunikasi
Bersifat Sistemik
Setiap individu
adalah suatu sistem yang hidup. Organ-organ dalam tubuh kita saling
berhubungan. Kerusakan pada mata dapat membuat kepala kita pusing. Bahkan
unsure diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsure kita yang
bersifat rohani. Setidaknya dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi
komunikasi itu.
PRINSIP 8
Semakin Mirip
Latar Belakang Sosial- budaya Semakin Efektiflah Komunikasi
Komunikasi yang
efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya.
Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang sama persis, meskipun
mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam sau keluarga yang sama, namun
kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya, agama, ras, suku, bahasa.
PRINSIP 9
Komunikasi
Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
Seperti juga
waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan
merupakan proses yang sinambung. Bahkan kejadian yang sangat sederhana pun
melibatkan rangkaian kejadian yang rumit bila diperdengar memenuhi permintaan
tersebut. implimintasi dalam proses komunikasi sebagai proses yang dinamis dan
transaksional adalah bahwa peserta komunikasi berubah pengetahuan hingga
berubah pandangan.
BAB III
PENUTUP
ü Kesimpulan
Manusia tidak dapat terlepas dari
komunikasi, dengan arti lain komunikasi ada dimana-mana Seorang anak misalnya
diminta menyalakan lampu dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol
dengan balon lampu juga adalah peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia
terdapat peristiwa komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel
dengan sel yang lainnya sehingga manusia bias bernafas, berdiri tegak dan lain
sebagainya.
Didalam dunia pendidikan komunikasi
mempunyai peran sangat penting, pendidikan dapat berlangsung efektif dengan
dengan adanya komunikasi, bahkan ada yang berpendapat bahwa pendidikan tidak
dapat berlangsung tanpa adanya komunikasi.
Oleh karena
itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi, dan mengetahui
prinsip-prisip komunikasi baik didalam pendidikan maupu dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
M. Yusuf,
Pawit, Drs. Komunikasi pendidikan dan komunikasi intruksional.PT. Remaja
Rosda Karya, Bandung, 1990.
Ike Junita
S.Sos., M.Si. Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar
Anak.
Rawamangun-Jakarta:
1997.
Supratinya, A Dr. komunikasi Antar Pribadi.
Kanisius, Yogyakarta, 1995.
0 komentar:
Post a Comment