Seorang
pengemis datang mengiba pada seorang kaya
“Pak
minta uang, Pak”
“Saya
tidak punya uang kecil!,” sanggah si kaya.
“Uang
besar juga boleh Pak”
“Saya
tidak punya uang ,” ujar si kaya kesal
“Kalau
gitu saya minta makan, Pak”
“Saya
juga tidak punya makanan’” jawab si kaya gusar.
Kali
ini suara pengemis berubah penuh percaya diri.
“Pak
ikut saya yuk!”
“Kemana?”
tanya si kaya heran
“Kita
ngemis bareng, Pak. Nanti saya ajari. Bapak kan gak punya uang dan gak punya
makanan, saya kasihan sama bapak. Saya saja uang kecil sih masih ada. Nanti
saya beli makanan buat Bapak!”???
RENUNGAN:
Humor
dan hikmah
Kadang
kita sering menganggap enteng lawan bicara.
Karena
kita menganggap remeh lawan bicara kita tidak menggunakan logika yang patut
untuk ucapan kita.
Akibatnya
argumentasi kita jadi bumerang.
Memilih
kata singkat untuk berargumentasi merupakan salah satu skill yang akan banyak
membantu kita. Setidaknya kita bisa menghemat waktu dan membuat ide kita
diterima orang.
Si
kaya sebenarnya cuma mau bilang bahwa ia tidak mau kasih sedekah. Mungkin
karena ia tidak suka dengan orang mengemis atau ia berasumsi bahwa si pengemis
minta-minta karena malas bekerja. Sah-sah saja.
Memang
kadang kita melihat pengemis ada yang layak dibantu tapi ada juga yang terlihat
tidak sepantasnya mengemis.
Tapi
kalau memang tidak mau memberi, pilih kata atau gerak tubuh yang efektif,
jangan sampai cara menolaknya membuat kita malah terlihat bodoh, seperti orang
kaya di atas.
Kalau
mau menolak, cukup katakan maaf. Kalau masih dipaksa bilang maaf lagi sedikit
lebih keras. Kalau masih dipaksa, berarti si pengemis bukan meminta-minta tapi
maksa, Anda boleh menegur.
Inti
dari tulisan ini adalah, jangan menganggap remeh lawan bicara. siapapun mereka.
Jangan
remehkan logika anak kecil.
Jangan
remehkan logika adik kelas.
Jangan
remehkan pegawai baru.
Pokoknya
jangan anggap remeh daya pikir orang lain, siapapun mereka.
Banyak
sekali orang yang terlihat rendah dan miskin, sebenarmya mereka adalah calon
orang hebat yang masih dalam proses pematangan.
Anda
bisa temukan banyak orang seperti ini dalam buku No Excuse!
Kalau
kita anggap remeh orang lain, maka kita akan mengeluarkan argumentasi seadanya.
Argumentasi seadanya dekat dengan kesalahan.
Dan
itu bisa jadi bumerang yang mempermalukan kita.




0 komentar:
Post a Comment